Selasa, 16 Juli 2024

. Konferensi Antar Indonesia

Belanda tidak berhasil membentuk negara-negara bagian dari suatu negara federal BFO(Bijeenkomst voor Federal Overleg). Namun, di antara pemimpin BFO banyak yang sadar dan melakukan pendekatan untuk bersatu kembali dalam upaya pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS). Mereka sadar bila ternyata hanya dijadikan alat dan boneka bagi kekuasaan Belanda. Oleh karena itu, perlu dibentuk semacam front untuk menghadapi Belanda.

Kabinet Hatta melakukan perjuangan diplomasi, yaitu masalah internal terlebih dahulu. Hatta beberapa kali mengadakan Konferensi Antar-Indonesia untuk menghadapi usaha Van Mook dengan negara bonekanya. Ternyata, hasil Konferensi Antar-Indonesia itu berhasil dengan baik. Walaupun untuk sementara pihak RI menyetujui terbentuknya negara RIS, tetapi bukan berarti pemerintah RIS tunduk kepada pemerintah Belanda.

Pada bulan Juli dan Agustus 1949 diadakan Konferensi Antar Indonesia. Dalam konferensi itu diperlihatkan bahwa politik devide et impera Belanda untuk memisahkan daerah-daerah di luar wilayah RI mengalami kegagalan. Hasil Konferensi Antar -Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta itu antara lain sebagai berikut. a). Negara Indonesia serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme. b). RIS akan dikepalai oleh seorang presiden dengan dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada presiden. c). RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari RI maupun Belanda. d). Angkatan perang RIS adalah Angkatan Perang Nasional dan presiden RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Darat.e). Pembentukan angkatan perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia sendiri.

Kesepakatan ini mempunyai arti penting karena akan dijadikan bekal dalam menghadapi perundingan-perundingan selanjutnya dengan Belanda. Pada 1 Agustus 1949, Indonesia dan Belanda sepakat menghentikan tembak-menembak. Kesepakatan itu berlaku efektif mulai 11 Agustus 1949 untuk seluruh Jawa, sedangkan untuk wilayah Sumatra dilaksanakan pada 15 Agustus 1949. Keberhasilan dari kesepakatan-kesepakatan inilah yang memungkinkan terselenggaranya Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag,Belanda dari bulan Agustus sampai November 1949.

N.Konferensi Meja Bundar (KMB)

Walaupun perjanjian Roem-Royen dapat mengembalikan para pemimpin dari pengasingan, kembalinya pemerintahan darurat dari Sumatra dan Panglima Besar Sudirman sudah kembali berkumpul di Yogyakata, tetapi masalah-masalah antara Indonesia dengan Belanda belum semuanya tuntas. Untuk itulah perlu dieselenggarakan sebuah pertemuan yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah di antara dua negara itu.Oleh karena itu, pada 23 Agustus sampai 2 November 1949 diselenggarakan Konferensi

Meja Bundar di Den Haag. Indonesia diwakili oleh Drs. Moh. Hatta (sebagai ketua),Mr.Moh. Roem, Prof. Dr. Soepomo, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Ir. Juanda, Kolonel T.B.Simatupang,Mr.Suyono Hadinoto,Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Dr. J. Leimena,dan Mr. Abdul Karim Pringodigdo. Sementara dari BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg)adalah Sultan Pontianak Hamid II. Delegasi dari Belanda diketuai Mr. Van Maarseveen,sedangkan UNCI oleh Chritcjley.

Tujuan diadakan KMB adalah 1) menyelesaikan sengketa antara Indonesia dengan Belanda dan 2) untuk mencapai kesepakatan antara para peserta tentang tata cara penyerahan yang penuh dan tanpa syarat kepada negara Indonesia Serikat, sesuai dengan ketentuan Peranjian Renville. Masalah-masalah antara Indonesia dengan Belanda yang sulit untuk dipecahkan dalam KMB adalah sebagai berikut. a. Soal Uni Indonesia-Belanda. Pihak Indonesia menghendaki agar sifatnya hanya kerja sama yang bebas tanpa adanya organisasi permanen. Sedangkan Belanda menghendaki ada ikatan secara permanen dengan bentuk kerja sama yang lebih luas. b.Masalah utang Hindia Belanda.Pihak Indonesia hanya mengakui utang-utang Hindia Belanda sampai menyerahnya Belanda kepada Jepang. Sedangkan pihak Belanda menghendaki agar Indonesia mengambil alih semua utang Hindia Belanda sampai penyerahan kedaulatan dan biaya perang kolonial melawan TNL.

Setelah melalui perdebatan yang keras, pada 2 November 1949, KMB dapat diakhiri.Hasil-hasil keputusannya antara lain sebagai berikut. a. Belanda mengakui keberadaan negara RIS (Republik Indonesia Serikat) sebagai negara yang merdeka dan berdaulat - RIS terdiri dari RI dan 15 negara bagian yang pernah dibentuk Belanda. b.Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun kemudian setelah pengakuan kedaulatan.c.Corak pemerintahan RIS akan diatur dengan konstitusi yang dibuat oleh delegasi RI dan BFO selama KMB berlangsung, d. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda yang bersifat lebih longgar berdasarkan kerja sama secara sukarela dan sederajat. Uni Indonesia-Belanda ini disepakati oleh Ratu Belanda. e. RIS harus membayar utang-utang Hindia Belanda sampai waktu pengakuan kedaulatan. f. RIS akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.Beberapa klausul keputusan itu merugikan Indonesia, misalnya utang-utang Hindia Belanda yang harus ditanggung RIS sebesar 4,3 miliar gulden. Utang itu antara lain untuk pembelian senjata sebagai alat membunuh TNI dan rakyat serta menghancurkan infrastruktur yang ada di Indonesia, tetapi yang harus membayar Indonesia sendiri.

Klausul yang merugikan Indonesia lainnya adalah soal penundaan penyelesaian Irian Barat yang merupakan akal- Belanda agar tetap menguasai wilayah Indonesia.Untuk menyelesaikan persoalan ini perlu waktu yang berliku-liku dan panjang. Walaupun ada beberapa klausul yang merugikan, tetapi Indonesia menerima klausul itu karena KMB memberi kesempatan kepada Indonesia untuk membangun negeri sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masa Kerajaan Hindu - Buddha di Indonesia

  Masa Kerajaan Hindu - Buddha di Indonesia