Tahukah kalian bahwa Perang Dunia II membawa dampak yang besar dalam sejarah global? Meskipun tidak semua negara di dunia terlibat secara langsung dalam perang ini, efeknya sangat luar biasa dalam perubahan tatanan politik dan ekonomi global. Bahkan, dampaknya bisa kita rasakan sampai sekarang. Salah satunya adalah kemerdekaan bangsa-bangsa di berbagai belahan dunia, terutama di Asia dan Afrika. Dapatkah kalian menyebutkan negara mana saja yang memperoleh kemerdekaan setelah berakhirnya Perang Dunia II? Mengapa banyak negara yang merdeka pada periode ini?
Salah satu perkembangan penting dalam politik internasional
pada dekade 1940-an adalah adanya Piagam Atlantik (Atlantic Charter) dan Piagam
PBB yang menyebutkan tentang hak bangsa-bangsa untuk menentukan nasib dan
memerintah dirinya sendiri. Kedua dokumen bersejarah ini kemudian menjadi
sebagai salah satu rujukan berbagai bangsa yang masih dijajah untuk menuntut
kemerdekaannya. Meskipun demikian, kalian perlu memahami bahwa perjuangan
berbagai bangsa yang terjajah untuk menuntut kemerdekaannya sudah terjadi jauh
sebelum kedua perjanjian internasional itu ditandatangani. Piagam Atlantik
maupun Piagam PBB menjadi semacam katalis yang mempercepat gelombang kemerdekaan
negara-negara terjajah. Perkembangan penting lainnya setelah berakhirnya Perang
Dunia II adalah munculnya dua kekuatan besar yaitu Amerika Serikat dan Uni
Soviet. Kedua negara ini memiliki ideologi dan kepentingan yang berbeda dan
saling berebut pengaruh. Amerika Serikat dengan ideologi liberalisme, sementara
Uni Soviet dengan ideologi komunisme. Walaupun terjadi ketegangan dan
persaingan teknologi militer, perang fisik antara kedua negara ini tidak sampai
terjadi secara langsung. Kedua negara ini berusaha meluaskan pengaruhnya ke
negara-negara di Eropa maupun berbagai benua lainnya. Salah satu caranya adalah
melalui pemberian bantuan ekonomi dan militer sehingga negara penerima bantuan
mau berpihak. Sebagai contoh, Amerika Serikat memberikan bantuan pemulihan
ekonomi yang diberi nama Marshall Plan kepada 17 negara di Eropa Barat dan
Selatan sejak April 1948 hingga Desember 1951. Amerika Serikat takut jika
negara-negara itu tidak diberikan bantuan ekonomi pasca-Perang Dunia II, akan
ada banyak pengangguran dan kemiskinan yang dapat menjadi lahan subur bagi
perkembangan komunisme. Sebagai tandingan dari Marshall Plan, pada saat yang
hampir bersamaan Uni Soviet meluncurkan Molotov Plan yang juga memberikan
bantuan ekonomi kepada negara-negara di kawasan Eropa Timur.
Salah satu pengaruh paling awal yang dirasakan oleh
Indonesia adalah perubahan sikap Amerika Serikat terhadap perjuangan Indonesia
dalam mempertahankan kemerdekaan. Sejak pemerintah Indonesia menunjukkan
keberhasilannya memberantas pemberontakan kelompok komunis pada tahun 1948,
Amerika Serikat ikut memberikan dukungan kepada Republik Indonesia, misalnya
dengan mengancam menghentikan Marshall Plan kepada Belanda jika negara itu
tidak mau berunding dan mencari penyelesaian konflik secara damai dengan
Indonesia. Perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet semakin
tajam sehingga saat itu ada dua kekuatan politik besar di dunia yang tergabung
dalam Blok Barat dan Blok Timur. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat,
sementara Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Negara-negara mana sajakah yang
termasuk dalam Blok Barat dan Blok Timur? Apakah semua negara di dunia pasti
memihak salah satu di antara kedua blok tersebut? Perhatikanlah peta politik
dunia pada tahun 1953 berikut ini! Kalian dapat melihat bahwa ternyata tidak
semua negara pada saat itu memihak pada salah satu blok, misalnya saja
Indonesia, India, dan Mesir. Dalam peta ini kalian juga dapat melihat bahwa
pada saat itu beberapa negara di Asia dan Afrika ternyata masih menjadi jajahan
atau koloni negara-negara Barat.
Situasi politik dunia inilah yang menjadi salah satu latar
belakang peristiwa Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955.
Negara-negara di Asia dan Afrika menyadari tentang kesamaan nasib mereka
setelah berakhirnya Perang Dunia II. Selain itu, banyak negara-negara di Asia
dan Afrika yang belum merdeka dan ingin memperjuangkan kemerdekaannya.
Solidaritas Asia-Afrika ini kemudian mendorong 29 negara untuk mengikuti KAA
dan bersepakat untuk melakukan kerja sama di bidang sosial, ekonomi, dan
budaya. Selain itu, negara-negara yang terlibat dalam KAA juga saling mendukung
dalam perjuangan melawan imperialisme dan menjunjung hak asasi manusia. Mereka
juga bertekad untuk turut serta dalam menciptakan perdamaian dunia yang saat
itu sedang dalam suasana Perang Dingin. Semua hal ini terangkum dalam salah
satu keputusan penting KAA yang dikenal sebagai Dasa Sila Bandung.
Dalam konteks sejarah dunia, KAA juga melahirkan “Semangat
Bandung” yang menurut Darwis Khudori (2018) sering dikaitkan dengan
kemerdekaan, solidaritas, dan anti kolonialisme. Semangat ini kemudian
mendorong terjadinya berbagai peristiwa lainnya, misalnya Konferensi Mahasiswa
Asia Afrika di Bandung pada 1956, Konferensi Penulis Asia Afrika (1958-1979),
Konferensi Wanita Asia Afrika di Kolombo pada 1958, dan sebagainya. KAA juga
menginspirasi lahirnya Gerakan Non-Blok (GNB) yang berdiri pada 1961 di
Beograd, Yugoslavia. Indonesia merupakan salah satu negara pelopor lahirnya
GNB. Secara umum, GNB ingin tetap netral dan tidak memihak salah satu blok
dalam Perang Dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar