Dalam sejarah Indonesia terdapat peristiwa yang hingga kini
masih memunculkan kontroversi. Salah satunya, pembahasan peristiwa pada malam
30 September 1965 yang dalam narasi sejarah resmi sering disebutsebagai
peristiwa G30S/PKI. Bagi masyarakat luas, peristiwa ini masih dinilai tabu dan
sensitif. Banyak pertanyaan yang kemudian muncul terkait seputar peristiwa
malam berdarah dan efek domino yang meliputinya. Pada masa Demokrasi Terpimpin,
Sukarno menetapkan dan menerapkan konsep Nasakom dalam kepemimpinannya. Namun,
dalam perkembangannya, Sukarno dipersepsikan menjadi sangat dekat dengan kubu
komunis. Hal ini terlihat pada keberpihakan Sukarno ketika PKI terlibat
perseteruan dengan kabinet dan tentara. Selain itu, pada Agustus 1960,
pemerintah membubarkan Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan Masyumi yang
merupakan pesaing utama PKI. Partai NU dan PNI juga telah dilumpuhkan
pengaruhnya (Feith, 1998).
Persoalan yang lebih kompleks terjadi didaerah akibat
program PKI di bidang agraria. PKI mengadakan aksi pengambilan paksa tanah dari
orang-orang yang disebut “Tujuh Setan Desa”. Mereka terdiri dari tuan tanah
jahat, lintah darat, tukang ijon, tengkulak jahat, kapitalis birokrasi desa,
pejabat desa jahat, dan bandit desa (Tornquist, 2011). Hingga saat ini terdapat
banyak perdebatan mengenai dalang dari Gerakan 30 September 1945. Tahukah
kalian bahwa terdapat beberapa teori mengenai peristiwa tersebut? Untuk
menjawab mengenai kemelut seputar pergantian kekuasaan, mari simak pembahasan
berikut. Teori paling umum tentang dalang peristiwa G30S adalah PKI. Hal ini
dikemukakan oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh dalam bukunya Tragedi
Nasional: Percobaan Kup G30S/ PKI di Indonesia. Keberadaan film besutan Arifin
C. Noer berjudul Penumpasan Pengkhianatan G30S/ PKI makin memperkuat argumen
buku ini. Pada masa Orde Baru, film tersebut selalu ditayangkan di televisi
setiap malam 30 September. Tulisan karya Ben Anderson, dkk. berjudul
Preliminary Analysis of the October 1, 1965 Coup in Indonesia, menyampaikan
bahwa peristiwa G30S adalah peristiwa yang berasal dari persoalan di kalangan
Angkatan Darat sendiri. Teori selanjutnya datang dari Geoffrey Robinson dalam
bukunya The Killing Season: A History of the Indonesian Massacres, 1965-66 yang
diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasaIndonesia dengan judul Musim
Penjagal: Sejarah Pembunuhan Massal di Indonesia 1965-1966. Menurut amatan
Robinson, selepas peristiwa G30S PKI terjadi pemenjaraan dan pembunuhan massal
sepanjang periode 1965-1966. Dalam tesisnya, ia menambahkan keterlibatan pihak
internasional yang memberikan bantuan ekonomi, militer, dan logistik untuk
melenyapkan paham komunis di Indonesia. Selain berbagai pendapat di atas, masih
ada pula beberapa teori lain. Ingatkah kalian dengan materi pelajaran kelas X?
Dalam sejarah, kebenaran bersifat subyektif karena bergantung pada kepentingan
dan sudut pandang penulisnya. Bagaimanakan kita harus menyikapi berbagai teori
dan pandangan yang beragam ini? Ada baiknya kita kembali pada salah satu
langkah penting dalam penelitian sejarah yaitu kritik sumber. Berbagai
informasi yang tersedia harus disikapi secara kritis, serta dibandingkan satu
sama lain.
Terlepas dari berbagai teori yang berkembang tentang dalang
di balik gugurnya para pahlawan revolusi, peristiwa tersebut membawa perubahan
besar dalam sejarah Indonesia. Sedikit demi sedikit kekuasaan Presiden Sukarno
dikurangi hingga habis sama sekali. PKI dinyatakan oleh penguasa de facto saat
itu sebagai pelaku di balik Gerakan 30 September 1965. Akibatnya, PKI
dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang melalui TAP MPRS No
XXV/MPRS/1966. Ketetapan ini juga melarang penyebaran ajaran komunisme,
marxisme, danleninisme di Indonesia. Selanjutnya, anggota PKI dan berbagai
organisasi yang dianggap terkait dengan kelompok komunis mengalami diskriminasi
dan penindasan karena dianggap turut mengetahui dan bertanggung jawab atas
peristiwa pada malam 30 September 1965. Dengan demikian, peristiwa ini membawa
efek domino yang sangat besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang bisa kalian
lakukan agar periode kelam dalam sejarah Indonesia seperti ini tidak terulang
kembali?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar